Tuesday, November 6, 2012

QS. AL BAQARAH AYAT 261-264 (Tafsir Ekonomi)



BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Kesibukan dalam mencari kebutuhan hidup di dunia kadangkala membuat manusia menjadi lengah dan terlena. Kebutuhan ekonomi yang kian mendesak juga membuat mayoritas manusia memprioritaskan zakat, infak, dan sedekah menjadi prioritas terakhir setelah pemenuhan kebutuhan sehari-hari, bahkan mungkin saja malah bukanlah termasuk dalam prioritas pengeluaran. Hal ini ironis rasanya jika dibandingkan dengan kandungan dalam Qs. Al Baqarah ayat 261-264 berikut, yaitu yang membahas tentang keutamaan menafkahkan harta di jalan Allah, baik dalam bentuk zakat, infak, ataupun sedekah. Ayat-ayat ini seharusnya dapat dijadikan bahan introspeksi bagi setiap insan manusia untuk lebih giat lagi dan menjadikan zakat, infak, dan sedekah sebagai prioritas utama di tiap anggaran pengeluarannya bukan malah yang terakhir. Di samping itu, ayat-ayat ini juga menjelaskan tentang bagaimana agar ZIS yang kita keluarkan tidak menjadi sia-sia, sebaliknya dapat memperoleh pahala keberkahan dari Allah swt.



B. Rumusan Masalah

1. Al Quran surat Al Baqarah 261-264

2. Tafsir Al Quran surat Al Baqarah 261-264














































BAB II

PEMBAHASAN



QS. AL BAQARAH AYAT 261-264

Cara-cara Penggunaan Harta dan Hukum-Hukumnya
Menafkahkan Harta di Jalan Allah

Qs.Al Baqarah ayat 261



أَنْبَتَتْ حَبَّةٍ كَمَثَلِ اللَّهِ سَبِيلِ فِي أَمْوَالَهُمْ يُنْفِقُونَ الَّذِينَ مَثَلُ

لِمَنْ يُضَاعِفُ وَاللَّهُ حَبَّةٍ مِائَةُ سُنْبُلَةٍ كُلِّ فِي سَنَابِلَ سَبْعَ

وَاسِع عَلِيم وَاللَّهُ يَشَاءُ

Ayat 261,“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah adalah serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah (terus-menerus) melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Tafsir Qs.Al Baqarah ayat 261:

Ayat ini turun menyangkut kedermawanan Utsman Ibn ’Affan dan Abdurrahman Ibn ’Auf ra. yang datang membawa harta mereka untuk membiayai perang Tabuk. Ayat ini turun menyangkut mereka, bukan berarti bahwa ia bukan janji Allah terhadap setiap orang yang menafkahkan hartanya dengan tulus. Ayat ini berpesan kepada yang berpunya agar tidak merasa berat membantu, karena apa yang dinafkahkan akan tumbuh berkembang dengan berlipat ganda (Tafsir Al-Mishbah,vol 1,h.567).

Dengan perumpamaan yang mengagumkan itu, sebagaimana dipahami dari kata مَثَلُ (matsal) ayat ini mendorong manusia untuk berinfak. Bukankah jika ia menanam sebutir di tanah, tidak lama kemudian ia akan mendapatkan benih tumbuh berkembang sehingga menjadi tumbuhan yang menumbuhkan buah yang sangat banyak? Kalau tanah yang diciptakan Allah memberikan sebanyak itu, apakah engkau, hai manusia, ragu menanamkan hartamu di jalan Allah? Apakah keyakinanmu kepada tanah, melebihi keyakinanmu kepada Sang Pencipta tanah? (Tafsir Al-Mishbah,vol 1,h.567)

Ayat ini menyebut angka tujuh yang tidak harus dipahami dalam arti angka di atas enam dan dibawah delapan. Angka itu berarti banyak. Bahkan pelipatgandaan itu tidak hanya tujuh ratus kali, tetapi lebih dari itu, karena Allah (terus-menerus) melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, selaras dengan keikhlasannya beramal (Tafsir Ibnu Katsir,h.438). Jangan menduga bahwa Allah tidak mampu memberi sebanyak mungkin. Bagaimana mungkin Dia tidak mampu, bukankah Allah Maha Luas anugerah-Nya. Jangan juga menduga, Dia tidak tahu siapa yang bernafkah dengan tulus di jalan yang diridhai-Nya.(Tafsir Al Mishbah,vol 1,h.567). Yakinlah bahwa Dia Maha Mengetahui,siapa yang berhak menerima karunia-Nya dan siapa yang tidak. (Tafsir Ibnu Katsir,h.438)

Qs.Al Baqarah ayat 262


مَا يُتْبِعُونَ لا ثُمَّ اللَّهِ سَبِيلِ فِي أَمْوَالَهُمْ يُنْفِقُونَ الَّذِينَ

خَوْفٌ وَلا رَبِّهِمْ عِنْدَ أَجْرُهُمْ لَهُمْ أَذًى وَلا مَنًّا أَنْفَقُوا

يَحْزَنُونَ هُمْ وَلا عَلَيْهِمْ

Ayat 262,“Orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan tidak pula mengganggu (menyakiti perasaan), bagi mereka pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.



Tafsir Qs.Al Baqarah ayat 262:

Ayat ini menjelaskan tentang sebab keberhasilan mereka yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah. Pelipatgandaan yang disebut pada ayat lalu diperoleh mereka yang menghindari sebab kegagalan ini.

Kata mann yang di atas diterjemahkan dengan menyebut-nyebut pemberian, terambil dari kata minnah, yaitu nikmat. Mann adalah menyebut-nyebut nikmat kepada yang diberi serta membanggakannya. Kata ini pada mulanya berarti memotong atau mengurangi. Dalam konteks ayat ini, menyebut-nyebut pemberian dinamai demikian karena ganjaran pemberian itu -dengan menyebut-nyebut- menjadi berkurang atau terpotong, dan hubungan baik yang tadinya terjalin dengan pemberian itu, terpotong hingga tidak bersambung lagi. Adapun kata أَذًى (adza), bermakna gangguan. Sebenarnya menyebut-nyebut nikmat-pun merupakan gangguan, tetapi kalau kata mann adalah menyebut-nyebutnya di hadapan orang yang diberi, maka kata adza adalah menyebut-nyebutnya kepada orang lain, sehingga yang diberi merasa malu.

Di sisi lain penggunaan kata ثُمَّ (tsumma/kemudian) sebelum menyebut dua keburukan itu, mengisyaratkan bahwa yang dituntut adalah tidak melakukan kedua keburukan itu, bukan hanya pada saat pemberian, tetapi juga di kemudian hari setelah masa yang berkepanjangan berlalu dari masa pemberian. Memang ada orang yang pada saat memberi, memberikan secara tulus, bahkan mungkin rahasia, tetapi beberapa lama kemudian dia menceritakan pemberiannya kepada orang lain, yang mengakibatkan yang diberi merasa malu atau tersinggung perasaannya. (Tafsir Al-Mishbah,vol 1,h.568-569)

Ayat Bagi mereka pahala mereka di sisi Tuhan mereka, yakni pahala yang mereka peroleh adalah pelipatgandaan yang disebut pada ayat yang lalu. Dengan demikian pelipatgandaan itu tidak diperoleh tanpa menghindari kedua keburukan tersebut, dan tentu saja sebelum itu adalah ketulusan dan penggunaannya di jalan Allah (Tafsir Al-Mishbah,vol 1,h.569). Bahkan sedekah menjadi batal karena diikuti dengan menyebut-nyebut dan menyakiti perasaan yang menerimanya. Jadi pahala sedekah tidak akan terpenuhi karena kesalahan tersebut. (Tafsir Ibnu Katsir,h.440)

Makna tidak ada kekhawatiran atas mereka adalah sehingga yang menafkahkan hartanya secara tulus tidak akan merasa takut kekurangan materi di masa depan, dan tidak pula mereka bersedih hati akibat pemberian yang diberikannya, yang mungkin terbersit dalam benaknya bahwa itu banyak atau bukan pada tempatnya. Kata tidak ada kekhawatiran atau keresahan menyangkut masa depan, dapat juga mencakup janji anugerah rezeki yang berbentuk pasif. (Tafsir Al-Mishbah,vol 1,h.569-570)

Qs.Al Baqarah ayat 263


وَاللَّهُ أَذًى يَتْبَعُهَا صَدَقَةٍ مِنْ خَيْرٌ وَمَغْفِرَةٌ مَعْرُوفٌ قَوْلٌ

حَلِيمٌ غَنِيٌّ


Ayat 263,“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun”.

Tafsir Qs.Al Baqarah ayat 263:

Ayat di atas menekankan pentingnya ucapan yang menyenangkan dan pemaafan. Perkataan yang baik adalah ucapan yang tidak menyakiti hati peminta/penerima. Perkataan yang baik itu lebih baik, walau tanpa memberi sesuatu, daripada memberi dengan menyakitkan hati yang diberi. Demikian juga memberi maaf kepada peminta-minta yang tidak jarang menyakitkan hati pemberi, apalagi kalau si peminta-minta mendesak atau merengek, juga lebih baik daripada memberi disertai dengan menyakiti hati. Karena memberi dengan menyakiti hati adalah aktivitas yang menggabungkan kebaikan dengan keburukan, plus dengan minus. Keburukan atau minus yang dilakukan lebih banyak dari plus yang diraih, sehingga hasil akhirnya adalah minus.

Allah Maha Kaya yaitu tidak butuh kepada pemberian siapapun, Dia juga tidak butuh kepada mereka yang menafkahkan hartanya untuk diberikan kepada siapapun makhluk-Nya, Dia juga tidak menerima sedekah yang disertai dengan menyebut-nyebut pemberian dan menyakiti hati, karena Dia Maha Kaya, dan pada saat yang sama Dia Maha Penyantun, sehingga tidak segera menjatuhkan sanksi dan murka-Nya kepada siapa yang durhaka kepada-Nya. (Tafsir Al-Mishbah,vol 1,h.570-571)


Qs.Al Baqarah ayat 264


وَالأذَى بِالْمَنِّ صَدَقَاتِكُمْ تُبْطِلُوا لاآمَنُوا الَّذِينَ أَيُّهَا يَا

وَالْيَوْمِ بِاللَّهِ يُؤْمِنُ وَلا النَّاسِ رِئَاءَ مَالَهُ يُنْفِقُ كَالَّذِي

ابِلٌ وَ صَابَهُ فَأَ تُرَابٌ عَلَيْهِ صَفْوَانٍ كَمَثَلِ فَمَثَلُهُ الآخِرِ

لااللَّهُ وَ كَسَبُوا مِمَّا شَيْءٍ عَلَى نَ رُو يَقْدِ لا صَلْدًا فَتَرَكَهُ

الْكَافِرِينَ الْقَوْمَ يَهْدِي


Ayat 264,”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membatalkan sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Maka keadaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah/berdebu). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.

Tafsir Qs.Al Baqarah ayat 264:

Ayat ini dimulai dengan panggilan mesra Ilahi, Wahai orang-orang yang beriman, disusul dengan larangan, jangan membatalkan, yakni ganjaran sedekah kamu. Kata ganjaran tidak disebutkan dalam ayat ini untuk mengisyaratkan, bahwa sebenarnya bukan hanya ganjaran atau hasil dari sedekah itu yang hilang, tetapi juga sedekah yang memberikan modal pun hilang tidak berbekas, keduanya hilang lenyap. Allah bermaksud melipatgandakannya namun kamu sendiri yang melakukan sesuatu yang mengakibatkannya hilang lenyap, karena kamu menyebut-nyebutnya dan mengganggu perasaan si penerima. Sungguh tercela sifat mereka. (Tafsir Al-Mishbah,vol 1,h.571-572)

Dua kelakuan buruk di atas dipersamakan dengan dua hal buruk yaitu pamrih dan tidak beriman. Orang yang pamrih melakukan sesuatu dengan tujuan mendapat pujian manusia tidak wajar mendapat ganjaran dari Allah. Yang tampak oleh manusia bahwa dia bersedekah karena Allah, padahal dia bermaksud meraih pujian orang melalui sedekahnya, serta tujuan-tujuan duniawi lainnya, dengan memutuskan perhatiannya dari interaksi dengan Allah dan dari tujuan meraih keridhaan-Nya (Tafsir Ibnu Katsir,h.440). Kelakukannya itu menunjukkan ia tidak percaya kepada Allah tidak juga hari Kemudian.

Bersedekah dengan pamrih (riya’) diibaratkan seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat. Seandainya dia bukan batu licin seandainya batu retak, berlubang, atau berpori-pori, bisa jadi tanah yang tersisa, jadi ada sisa-sisa yang tidak keluar akibat hujan, tetapi dia batu licin yang halus, licin, dan dengan sedikit air saja sudah dapat membersihkannya apalagi kalau hujan lebat, maka ia menjadi bersih, tidak meninggalkan sedikit tanah atau debu pun. Dan dengan demikian, mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, yakni tidak mendapat sesuatu apapun dari sedekah mereka itu, dan memang Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir, di antaranya mereka yang mengkufuri nikmat-Nya dan tidak mensyukuri-Nya. (Tafsir Al-Mishbah,vol 1,h.572-573)






















BAB III

PENUTUP



Keseluruhan kandungan Qs. Al Baqarah ayat 261-264 adalah menjelaskan tentang keutamaan bersedekah dan apa hal-hal apa yang dapat menghilangkan pahalanya. Ayat 261 menjelaskan tentang perumpamaan atas orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah (infak/sedekah) dengan ikhlas adalah seperti serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah (terus-menerus) melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Sedangkan dalam ayat 262 dilanjutkan tentang penjelasan Allah bahwa mereka yang bersedekah dengan tidak menyebut-nyebut kembali apa yang diberikannya tersebut dan tidak menyakiti hati si penerima, maka pahala akan mereka peroleh. Sebaliknya di ayat 263 jika memang belum bisa bersedekah, maka perkataan yang baik dan pemberian maaf kepada si penerima adalah lebih baik daripada sedekah diiringi sesuatu yang menyakitkan hati si penerima. Kemudian di ayat 264 Allah mempertegas bahwa dengan menyebut-nyebut apa yang telah disedekahkan dan menyakiti hati si penerima berarti sia-sia sajalah sedekah yang dikeluarkannya itu. Pahala keberkahan atas sedekahnya itu hilang sama sekali bagaikan tanah di atas batu licin yang kemudian ditimpa hujan lebat, tiada bekas yang tersisa sama sekali.





DAFTAR PUSTAKA

Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib, Kemudahan dari Allah : Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta : Gema Insani Press, 1999

Shihab,M. Quraish, Tafsir Al Mishbah, Volume 1, Jakarta : Lentera Hati, 2002





ANALISIS EKONOMI



Kandungan ayat dalam Al Quran salah satunya adalah tentang perumpamaan. Dalam Qs. Al Baqarah ayat 261-264 menjelaskan tentang perumpamaan yang disebutkan oleh Allah tentang keutamaan menginfakkan hartanya (bagi mereka yang berpunya) di jalan Allah maka akan dilipatgandakan pahala pada mereka yang ikhlas melaksanakannya. Disambung dengan ayat bahwa pada saat berinfak janganlah diiringi dengan menyebut-nyebut pemberian tersebut yang akan menyakiti hati si penerima. Bahkan jika tidak ingin atau belum bisa berinfak, maka perkataan yang baik dan pemberian maaf itu lebih baik daripada memberi namun menyakiti hati si penerima. Dan terakhir disebutkan bahwa pemberian dengan menyebut-nyebut apa yang diberikan tersebut adalah sia-sia belaka, tidak ada pahala dan kebaikan apapun yang diperoleh si pemberi jika ia melakukan hal itu.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak contoh nyata tentang keengganan bagi mereka yang berpunya untuk menafkahkan hartanya di jalan Allah dalam hal ini baik dalam bentuk infak, sedekah, ataupun zakat. Mereka merasa sayang untuk mengeluarkan harta tersebut karena takut akan mengurangi jumlah harta yang mereka miliki. Kalaupun mereka ingin bersedekah, mereka ingin banyak orang tahu tentang perilaku sedekahnya itu. Bahkan ada yang ingin mengabadikan momen bersedekahnya itu baik dengan foto ataupun video. Bahkan ada yang lucu dan konyol, yaitu ada yang ingin bersedekah atau berinfak untuk pembangunan masjid misalnya, tetapi sedekahnya itu dalam rangka untuk mencari simpati masyarakat dalam kaitannya dengan pencalonan dirinya sebagai kepala atau wakil kepala daerah misalnya. Dan jika setelah masa pemilihan dia gagal, mereka mengambil kembali barang-barang yang telah diinfakkannya tadi. Hal itu terbukti bahwa tujuan atas infak yang dikeluarkannya tersebut bukanlah untuk Allah, namun hanya untuk kepentingan pribadinya.

Kadangkala apa yang kita keluarkan dengan tujuan infak akan menjadi sia-sia belaka karena perilaku kita sendiri. Padahal jika kita benar-benar memahami dan menerapkan apa yang telah diterangkan Allah dalam ayatnya tersebut, maka kesia-siaan tersebut dapat dihindari dan kita termasuk orang-orang yang beruntung. Namun di tengah kompetisi dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin sulit, manusia terkadang lupa akan hakikat dari infak yang seharusnya dikeluarkannya. Ada yang mungkin terpaksa karena sistem yang telah mengikat mereka, misalnya jika mereka seorang pegawai baik swasta atupun negeri, maka secara otomatis gaji di tiap bulannya akan dipotong untuk dana ZIS, ada yang menganggap bahwa jika dia sudah keluarkan pajak, maka tidak wajib baginya untuk infak artinya dia beranggapan bahwa pajak adalah pengganti infak, ada yang bahkan sama sekali tidak pernah berinfak kecuali jika saat di jalan ia bertemu dengan peminta-minta yang tidak bisa dia hindari, bahkan saat memberi dia akan mencari uang receh yang paling kecil nominalnya, namun di antara mereka itu juga tidak sedikit mereka yang dengan secara sadar mengeluarkan infak atas tiap penghasilan yang mereka terima dan itu adalah yang paling baik di antara contoh-contoh sebelumnya.

Jika kita benar-benar memahami dan menyadari ayat tersebut, maka sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berinfak. Dan pastinya dengan tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak pahala keberkahan dari infak kita tersebut. Namun terkadang karena kesibukan yang luar biasa dalam mencari dunianya, manusia sudah jarang yang peduli untuk memahami kandungan Al Quran yang merupakan petunjuk hidup manusia yang sebenar-benarnya. Jangankan untuk memahami isi kandungannya, untuk membaca Al Quran saja bisa dihitung kuantitasnya. Mungkin saja mereka memiliki Al Quran, namun hanya untuk pajangan di lemari saja, na’udzubillah.



2 comments:

arif32 said...

ASSALAMUALAIKUM

BI IDNILLAH..
SEBAIK BAIK PEMBERIAN DARI MANUSIA KEPADA MANUSIA YANG LAI ADALAH PEMBERIAN MAAF

WASSALAMUALAIKUM

SAFRILITA SAFRILITA said...

Halo Semuanya Saya Bu SAFRILITA dari INDONESIA, ALLAH telah memberkati saya dengan dua anak dan seorang suami yang penuh kasih, saya ingin membagikan Kesaksian saya karena ALLAH menyayangi saya, setahun yang lalu saya sangat membutuhkan uang jadi saya berpikir untuk memiliki pinjaman kemudian saya bertemu dengan orang yang salah yang mengaku sebagai pemberi pinjaman, tidak tahu bahwa mereka semua scam. Saya ditipu sebesar 25 juta, dan mereka menolak untuk mentransfer pinjaman saya kepada saya, mereka juga berhenti mengirim email kepada saya sejak itu. kemudian saya bingung, seluruh hidup saya hilang. suami saya jatuh sakit dan ada tagihan rumah sakit yang harus dibayar dalam jutaan, yang bisa saya pikirkan saat ini adalah sucide, teman saya bernama Evi datang menemui saya pada hari yang setia itu, dia juga menjadi korban penipuan, dia memberi tahu saya tentang konferensi yang diselenggarakan oleh ibu Nurliana Novi untuk memberdayakan perempuan dan laki-laki yang ingin membuat kekayaan, dia meminta saudara perempuannya untuk membantu saya mengurus suami saya dan anak-anak, jadi kami pergi untuk konferensi. Setelah semua motivasi berbicara, dia mengajukan pertanyaan kepada kami "APAKAH ANDA SIAP MENGAMBIL RESIKO DAN MEMBUAT KEKAYAAN" dengan berani di jemaat kecil itu saya berdiri dan berkata "YA" dan kami semua diminta untuk datang keesokan harinya dengan rencana bisnis , dia berkata kepada kami, " SAYA TIDAK AKAN MEMBERI ANDA UANG, SAYA AKAN MENGAJARKAN ANDA BAGAIMANA MENGAMBIL RISIKO DAN MENDAPATKAN UANG UNTUK BISNIS ANDA,"  dia berbicara tentang bagaimana dia mendapatkan pinjaman dan koneksinya melalui ELINA JOHNSON GLOBAL LOAN FIRM yang hebat, sebuah perusahaan pinjaman online, segera saya menjadi takut, teman saya mendorong dan kami menghubungi Perusahaan ibu Elina, seperti yang diarahkan oleh ibu Nurliana Novi dari konferensi, saya dan teman saya mulai memproses sementara ibu Novi telah kembali, beberapa hari kemudian saya menerima telepon dari teman saya memberi tahu saya bahwa dia menerima peringatan dari banknya, pinjamannya telah disetor, sudah terlambat sehingga saya tidak bisa pergi ke bank saya untuk mengkonfirmasi, di pagi hari peringatan datang, saya akhirnya mendapat pinjaman sebesar 843 juta dari ibu ELINA JOHNSON GLOBAL LOAN TETAP, setelah mengikuti proses hukum. kami diberi arahan untuk menyerahkan rencana bisnis kami dan meninggalkan uang di bank selama seminggu, kemudian ibu Novi menelepon meminta kami untuk bertemu lagi yang kami patuhi, kami sampai di tempat tersebut dan melihat orang asing dampak pada perdagangan dan investasi, kami diberi kuliah dan kontak untuk memulai investasi, dalam enam bulan melalui koneksi ibu Elina saya mulai impor dan hari ini saya dan suami saya telah mendirikan dua perusahaan besar senilai MILIAR. Saya ingin Anda semua tahu bahwa satu-satunya pemberi pinjaman sejati yang saya saksikan adalah ibu ELINA JOHNSON GLOBAL LOAN FIRM, hubungi mereka hari ini dan Anda akan mendapatkan perubahan positif dalam hidup Anda, ini emailnya elinajohnson22@gmail.com. Anda dapat menghubungi saya di email saya safrilita1988@gmail.com, untuk konfirmasi lebih lanjut, jika Anda meragukan saya, saya siap menunjukkan kepada Anda semua buktinya sehingga Anda akan tahu ini bukan hanya cerita.

Catatan, mereka banyak pemberi pinjaman palsu online untuk menipu Anda, merobek Anda dari uang hasil jerih payah Anda, harus dari mereka pergi sejauh membuat situs pribadi mereka hanya untuk menipu Anda, pinjaman yang mengarahkan Anda untuk mengunjungi situs web palsu, mereka semuanya penipu.

Jadi hubungi perusahaan ibu Elina sekarang dan pinjaman Anda akan ditransfer kepada Anda saat Anda mengikuti proses hukum, sekali lagi ini adalah emailnya elinajohnson22@gmail.com,  ALLAH melihat hati saya dan dia tahu saya mengatakan yang sebenarnya dan tidak lain adalah kebenaran .

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host